Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh😊
Bismillahirrahmanirrahim
The Kitten (Si Mungil) and The Hen
“Si Mungil” is a funny kitten. Everyday he looks so weak and inactive.
One day his mother asked him. “What are you thinking, Mungil?” his mother had been watching him for long.
“I am bored here in the house, mom! I want to take fresh air outside to get new experience, I have been grown up, haven’t I?” Mungil asked his mother.
This time Si Mungil was permitted to go outside the house, then, he got out of the house jumped happily.
Outside, Si Mungil saw some beautiful gardens with colourful butterflies. He was so excited that he couldn’t wait to play inside the garden.
Soon, a beautiful butterfly entered the garden and took some food in a beautiful flower and flew again in front of the kitten. Feeling bothered, Si Mungil beat and killed the poor butterfly.
Feeling satisfied to play in the garden, Si Mungil moved to a clear shallow river to see some fish. He felt very entertained.
After playing he sat down under a big tree to rest.
No longer, then, a chick came to make a noise with its sound. It certainly disturbed him. Si Mungil was angry and chased after the chick.
The chick ran away scared and asked for his mother’s help.
Hearing the son’s screaming, the strong mother hen hurriedly went to find him. The hen was so furious to see what had happened to her son.
She looked for the kitten who had hurt her son. When they met each other the kitten thought that he was strong enough to fight with the hen. But he was wrong, the hen hit him over the head, the hen was too strong for him. The hen beat Si Mungil again so that the poor kitten fell down bleeding.
Si Mungil was surprised to know that the hen was more powerfull than he was. No sooner had he thought about her, the mother hen chased after him, this made Si Mungil fleet away.
Si Mungil entered the house, he was still shaking although his mother hugged him. The mother advised him and said, “That is your new experience, you shouldn’t have acted boastful to treat other people badly, you should have helped others with your strength”. Si Mungil finally realized his mistakes and promised not to do it anymore.
Once, a hen was looking for food with her two chicks. They walked a long a clear river near the field.
When they had arrived under a big tree, the hen saw a pile of wet soil. The hen knew that there would be a lot of worms underneath.
Later she ordered the chicks to wait and to relax under the tree while mother hen tried to look for worms for them.
Worms were their favorite menu, this time the hen could only get a worm for the two chicks.
She, then stop seeking for food and cleaned her hands and body from the dirt of the wet soil.
Later, she walked toward her chicks and told them that she had one worm for the two.
The two chicks, immediately ran to the rock on which there was the worm. They struggled to get it. They were fighting and hit each other.
Because they didn’t see the worm while they were fighting, the worm had enough time to escape. It finally crawled into a hole in the ground under a big rock.
When they went back to the big rock, they didn’t find the worm on it. The worm had gone. Then they could only regret themselves. They should have shared together as their mother’s saying.
Terjemahannya
Anak Kucing (Si Mungil) dan Ayam Betina
“Si Mungil” adalah seekor kucing yang lucu. Setiap hari ia terlihat sangat lemah dan tidak aktif.
Suatu hari ibunya bertanya kepadanya. “Apa yang sedang kau pikirkan, Mungil?” ibunya telah lama memperhatikannya.
“Aku bosan di rumah ini, Bu! Aku ingin menghirup udara segar di luar untuk mendapatkan pengalaman baru, aku sudah dewasa, bukan?” tanya Mungil kepada ibunya.
Kali ini Si Mungil diizinkan keluar rumah, lalu ia keluar rumah dengan gembira.
Di luar, Si Mungil melihat beberapa taman yang indah dengan kupu-kupu berwarna-warni. Ia begitu gembira hingga tidak sabar untuk bermain di dalam taman.
Tak lama kemudian, seekor kupu-kupu cantik memasuki taman dan mengambil beberapa makanan di bunga yang indah lalu terbang lagi di depan anak kucing itu. Merasa terganggu, Si Mungil memukul dan membunuh kupu-kupu malang itu.
Merasa puas bermain di taman, Si Mungil pindah ke sungai dangkal yang jernih untuk melihat beberapa ikan. Ia merasa sangat terhibur.
Setelah bermain ia duduk di bawah pohon besar untuk beristirahat.
Tidak lama kemudian, seekor anak ayam datang untuk membuat kegaduhan dengan suaranya. Itu tentu saja mengganggunya. Si Mungil marah dan mengejar anak ayam itu.
Anak ayam itu lari ketakutan dan meminta pertolongan induknya.
Mendengar teriakan anaknya, induk ayam yang kuat itu bergegas mencarinya. Sang induk ayam sangat marah melihat apa yang telah terjadi pada anaknya.
Ia mencari anak kucing yang telah menyakiti anaknya. Ketika mereka bertemu, anak kucing itu mengira bahwa ia cukup kuat untuk melawan induk ayam. Namun, ia salah, induk ayam itu memukul kepalanya, induk ayam itu terlalu kuat untuknya. Sang induk ayam memukul Si Mungil lagi sehingga anak kucing malang itu jatuh berdarah.
Si Mungil terkejut mengetahui bahwa induk ayam itu lebih kuat darinya. Belum sempat ia memikirkan induk ayam itu, induk ayam itu mengejarnya, hal ini membuat Si Mungil lari terbirit-birit.
Si Mungil masuk ke dalam rumah, ia masih gemetar meskipun ibunya memeluknya. Sang induk menasihatinya dan berkata, “Itulah pengalaman barumu, seharusnya kau tidak bersikap sombong dengan memperlakukan orang lain dengan buruk, seharusnya kau membantu orang lain dengan kekuatanmu”. Si Mungil akhirnya menyadari kesalahannya dan berjanji untuk tidak melakukannya lagi.
Suatu hari, seekor induk ayam sedang mencari makan bersama kedua anaknya. Mereka menyusuri sungai jernih di dekat ladang.
Saat mereka tiba di bawah pohon besar, induk ayam melihat tumpukan tanah basah. Sang induk ayam tahu bahwa di bawahnya pasti banyak cacing.
Kemudian, ia menyuruh anak-anak ayam itu untuk menunggu dan bersantai di bawah pohon sementara induk ayam mencari cacing untuk mereka.
Cacing adalah menu favorit mereka, kali ini induk ayam hanya bisa mendapatkan cacing untuk kedua anaknya.
Ia kemudian berhenti mencari makan dan membersihkan tangan serta tubuhnya dari tanah basah.
Kemudian, ia berjalan ke arah anak-anaknya dan memberi tahu mereka bahwa ia punya satu cacing untuk mereka berdua.
Kedua anak ayam itu langsung berlari ke batu tempat cacing itu berada. Mereka berjuang untuk mendapatkannya. Mereka berkelahi dan saling pukul.
Karena mereka tidak melihat cacing saat berkelahi, cacing itu punya cukup waktu untuk melarikan diri. Ia akhirnya merangkak ke dalam lubang di tanah di bawah batu besar.
Ketika mereka kembali ke batu besar, mereka tidak menemukan cacing di sana. Cacing itu telah pergi. Kemudian mereka hanya bisa menyesali diri mereka sendiri. Mereka seharusnya berbagi bersama seperti yang dikatakan ibu mereka.
Baca juga Narrative Text (Penjelasan Dan Contoh)
Demikian penjelasan dan contoh narrative text yang kami sajikan hari ini. Tetap semangat belajar bahasa inggrisnya, semoga mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan nilai bahasa inggrisnya memuaskan. Sekian dan terimakasih atas kunjungannya. See you next time..
Terima kasih atas kunjungannya. Semoga dengan berkunjung di website British Course ini sobat bisa makin cinta bahasa inggris, dan nilai bahasa inggris sobat semakin memuaskan. Dan semoga kita bisa belajar bahasa inggris bareng dan saling mengenal. Komentar, saran dan kritik dari sobat kami harapkan demi kemajuan website ini. Thanks..
Leave a Reply