BRITISH Course

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh😊

Bismillahirrahmanirrahim

How the Cockerels Lost His Horn

Englishstory12 – Long, long ago, cockerels had horns and could fly long dis­tances. They were very fierce and would fly to fight any man or animal anywhere in Borneo.

Because the cockerels usually won their fights, they be­came very proud. They were proud of their fighting, and they were proud of their fine horns. They thought they were the strongest and most handsome creatures in the world.

The cockerels were too proud to speak to the other ani­mals, and soon the other animals became angry. The animals went to see Singalong Burong, the Dayak god of war. They told him how the cockerels fought all the time. They told him that the cockerels thought they were better than anyone else.

The god of war listened to these complaints. Then he asked the cockerels to visit him..

The cockerels cleaned their feathers and polished their horns. They looked very handsome when they went to call on Singalong Burong.

“You fight all the time,” said the god of war. “You fight strong animals, and you fight the Dayaks.”

“We are brave fighters, sir,” said the cockerels.

“You also fight small, weak animals. You fight when no one has hurt you. Is that very brave? Is that the way brave warriors should behave

“We are the bravest warriors in the world,” said the cockerels. The duty of warriors is to fight, and we win every fight. How we win is our own business.”

Having said this, the cockerels flew away. Singalon Burong was very angry. He went to see his friend, the king of the dragons, who lived high on a mountain.

The king of the dragons was happy to see Singalong Burong. He gave the god of war food and drink and listened pa­tiently to the story of the cockerels. Singalong Burong told his friend everything.

The king of the dragons agreed that the cockerels were rude. He agreed that they would kill most of the other animals if they were not stopped. When the god of war finished talking, the king of the dragons said, “Good friend, I shall send my own young warriors to teach the cockerels a lesson.”

A day for the battle was set. It was to take place on a wide field near the Rajang River. The cockerels laughed when they saw the dragon warriors. The dragons couldn’t be very strong, thought the cockerels, because they had no horns and only very short wings. Although the dragons breathed smoke and flames, the cockerels were not at all afraid.

The battle went on all day. Many of the dragons were hurt by the cockerels” horns, but they burned the cockerels with their fiery breath, and in the end the dragons won the fight.

As a prize, the god of war gave the dragons the cockerels” horns, and took away the gift of long flight from the cockerels. And that is why dragons now have horns and cockerels can only fly short distances.

But the cockerels are still proud and they still walk grandly around the barnyard crying “cock-a-doodle-doo!”

Terjemahannya

Bagaimana Ayam Jantan Kehilangan Tanduknya

Englishstory12 – Dahulu kala, ayam jantan memiliki tanduk dan dapat terbang jauh. Mereka sangat ganas dan akan terbang untuk melawan manusia atau hewan mana pun di Kalimantan.

Karena ayam jantan biasanya memenangkan pertarungan, mereka menjadi sangat bangga. Mereka bangga dengan pertarungan mereka, dan mereka bangga dengan tanduk mereka yang indah. Mereka pikir mereka adalah makhluk terkuat dan tertampan di dunia.

Ayam jantan terlalu sombong untuk berbicara dengan hewan lain, dan tak lama kemudian hewan lain menjadi marah. Hewan-hewan pergi menemui Singalong Burong, dewa perang Dayak. Mereka menceritakan kepadanya bagaimana ayam jantan bertarung sepanjang waktu. Mereka mengatakan kepadanya bahwa ayam jantan merasa mereka lebih baik daripada siapa pun.

Dewa perang mendengarkan keluhan ini. Kemudian dia meminta ayam jantan untuk mengunjunginya.

Ayam jantan membersihkan bulu mereka dan memoles tanduk mereka. Mereka tampak sangat tampan ketika mereka pergi untuk memanggil Singalong Burong.

“Kamu bertarung sepanjang waktu,” kata dewa perang. “Kalian melawan binatang yang kuat, dan kalian melawan orang Dayak.”

“Kami adalah pejuang yang berani, Tuan,” kata ayam jantan.

“Kalian juga melawan binatang yang kecil dan lemah. Kalian melawan ketika tidak ada yang menyakiti kalian. Apakah itu sangat berani? Apakah seperti itu seharusnya perilaku prajurit pemberani

“Kami adalah prajurit paling berani di dunia,” kata ayam jantan. Tugas prajurit adalah bertarung, dan kami memenangkan setiap pertarungan. Bagaimana kami menang adalah urusan kami sendiri.”

Setelah mengatakan ini, ayam jantan terbang pergi. Singalon Burong sangat marah. Dia pergi menemui temannya, raja naga, yang tinggal di atas gunung.

Raja naga senang melihat Singalong Burong. Dia memberi dewa perang makanan dan minuman dan mendengarkan dengan sabar cerita ayam jantan. Singalong Burong menceritakan semuanya kepada temannya.

Raja naga setuju bahwa ayam jantan itu kasar. Dia setuju bahwa mereka akan membunuh sebagian besar binatang lainnya jika mereka tidak dihentikan. Ketika dewa perang selesai berbicara, raja naga berkata, “Sahabatku, aku akan mengirim prajurit mudaku sendiri untuk memberi pelajaran kepada ayam jantan.”

Hari untuk pertempuran telah ditetapkan. Pertempuran akan berlangsung di padang luas dekat Sungai Rajang. Ayam jantan tertawa ketika melihat prajurit naga. Naga-naga itu tidak mungkin kuat, pikir ayam jantan, karena mereka tidak memiliki tanduk dan hanya memiliki sayap yang sangat pendek. Meskipun naga-naga itu mengembuskan asap dan api, ayam jantan sama sekali tidak takut.

Pertempuran berlangsung sepanjang hari. Banyak naga yang terluka oleh tanduk ayam jantan, tetapi mereka membakar ayam jantan dengan napas mereka yang berapi-api, dan pada akhirnya naga-naga memenangkan pertarungan.

Sebagai hadiah, dewa perang memberi naga-naga tanduk ayam jantan, dan mengambil anugerah terbang jarak jauh dari ayam jantan. Dan itulah sebabnya naga sekarang memiliki tanduk dan ayam jantan hanya dapat terbang dalam jarak pendek.

Namun ayam jantan tetap bangga dan mereka tetap berjalan dengan megah di sekitar kandang sambil berteriak “cock-a-doodle-doo!”

Baca juga Narrative Text (Penjelasan Dan Contoh)

Demikian penjelasan dan contoh narrative text yang kami sajikan hari ini. Tetap semangat belajar bahasa inggrisnya, semoga mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan nilai bahasa inggrisnya memuaskan. Sekian dan terimakasih atas kunjungannya. See you next time..

Terima kasih atas kunjungannya. Semoga dengan berkunjung di website British Course ini sobat bisa makin cinta bahasa inggris, dan nilai bahasa inggris sobat semakin memuaskan. Dan semoga kita bisa belajar bahasa inggris bareng dan saling mengenal. Komentar, saran dan kritik dari sobat kami harapkan demi kemajuan website ini. Thanks..